Detail Minyak Biji Jarak
Tanaman yang mempunyai nama latin JATROPHA CURCAS LINNAEUS, merupakan tanaman semak/pohon kecil dengan tinggi rata-rata ± 6 meter, hidup di daerah tropis dan sub tropis yang mempunyai curah hujan yang sesuai (200 - 1.500 mm/th). Di Indonesia pohon jarak banyak ditemukan tumbuh secara liar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan daerah tandus lainnya. Sementara di Pulau Jawa, pohon jarak digunakan untuk pembatas ladang, dan sebagai pagar sedangkan buah dan daunnya buat pakan ternak.
Tanaman Jarak Pagar yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae, dalam waktu 5 – 6 bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah, produktif penuh saat berumur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Ahli dari Laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan Nedo dan Mitsubishi Research Institute (MIRI) dari Jepang, telah mampu menghasilkan bahan bakar dengan bahan baku 100 persen minyak jarak (jatropha oil). Minyak jarak yang dihasilkan dari cangkang biji jarak diketahui memiliki komposisi kimia berupa lemak kasar 47,25 persen, protein kasar 24,60 persen, serat kasar 10,12 persen, kelembaban 5,5 persen, abu 4,50 persen dan karbohidrat 7.99 persen. Minyak ini pun memiliki kandungan iodin yang tinggi, yaitu 105,2 mg iodin/g. Biji jarak yang mengandung minyak kadar tinggi mudah untuk diektraksi. Sementara itu kandungan asam lemak tak jenuh yang mencapai 90 persen sangat potensial untuk dijadikan pengganti minyak sawit pada aplikasi non-pangan.
Gerakan Reboisasi Tanaman Jarak Pagar
Gerakan/program ini akan difokuskan di daerah lahan kritis yang umumnya merupakan daerah kantong–kantong kemiskinan, sehingga diharapkan akan dapat membantu program pemerintah secara multi manfaat, baik dari sisi pelestarian lingkungan dengan mengurangi lahan kritis, pengentasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja yang sekaligus diikuti dengan penyerapan tenaga kerja non terampil maupun tenaga kerja terampil, yang akan mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan. Gerakan ini, utamanya ditujukan untuk program reboisasi dan penciptaan BBM alternatif dengan harga yang lebih murah, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing industri dalam menciptakan produk dalam negeri yang mampu bersaing di pasar global.
Selain biji Jarak yang dapat menghasilkan BBM alternatif (Green Fuel); ada manfaat lain yang dapat dipetik oleh masyarakat antara lain :
I. | Keseluruhan Tanaman : |
| Reboisasi penhijauan lahan tandus dan kritis Penahan Erosi, Kayu Bakar, Tanaman Pagar, Pelindung Tanaman Lain (karena beracun). |
II. | Daun |
| Pengembangan Ulat Sutera (eri silkworm), Pengobatan (pencahar, rematik, malaria, radang), Sumber Zat Anti Radang. |
III. | Getah |
| Mengandung Protase Penyembuh Luka (curcain), Pengobatan (infeksi jamur, sengatan serangga, masalah pencernaan) |
IV. | Biji |
| Insektisida, Makanan/Pakan Ternak (jika berasal dari varietas yang tidak beracun), Produktivitas: 5 – 25 ton/ha/tahun (setelah umur 5 tahun) |
V. | Daging Buah |
| Bahan Bakar, Pupuk Hijau, Produksi Biogas. |
VI. | Minyak Biji |
| Produksi Sabun, Bahan Bakar, Insektisida, Pengobatan (pencahar, kontraseptif, ascites, gout, dsb) |
VII. | Bungkil Biji |
| Pupuk, Produksi Biogas, Pakan Ternak (dari varietas tak beracun). |
VIII. | Cangkang Biji |
| Bahan Bakar. |
Komentar
Posting Komentar