Detail Minyak Biji Jarak

Tanaman yang mempunyai nama latin JATROPHA CURCAS LINNAEUS, merupakan tanaman semak/pohon kecil dengan tinggi rata-rata ± 6 meter, hidup di daerah tropis dan sub tropis yang mempunyai curah hujan yang sesuai (200 - 1.500 mm/th). Di Indonesia pohon jarak banyak ditemukan tumbuh secara liar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan daerah tandus lainnya. Sementara di Pulau Jawa, pohon jarak digunakan untuk pembatas ladang, dan sebagai pagar sedangkan buah dan daunnya buat pakan ternak.

Tanaman Jarak Pagar yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae, dalam waktu 5 – 6 bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah, produktif penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya mencapai 50 tahun. Setelah berumur 3 - 5 tahun, tanaman ini biasanya mampu berproduksi 5 s/d 25 ton/tahun biji jarak untuk setiap Ha, bila Jatropha ditanam dengan pencahayaan, pengomposan dan pengairan yang baik maka produktivitas bijinya dapat mencapai 5 – 10 kg/pohon/tahun bahkan bisa lebih. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 2 meter, sehingga pada 1 Ha lahan dapat ditanami 2500 pohon. Semua bagian tanaman ini berguna. Daunnya untuk makanan ulat sutra, antiseptik, dan antiradang, sedangkan getahnya untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Yang paling tinggi manfaatnya adalah buahnya. Daging buahnya bisa untuk pupuk hijau dan produksi gas, sementara bijinya untuk pakan ternak (dari varietas tak beracun) dan yang dalam pengujian sudah terbukti adalah untuk bahan bakar pengganti minyak diesel (solar) dan minyak tanah. Menurut Dr Ir Robert Manurung MEng, pengajar di Jurusan Kimia Industri Institut Teknologi Bandung (ITB), minyak jarak bisa menggantikan minyak diesel untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Karena pohon jarak bisa ditanam di hampir semua wilayah Indonesia, maka minyak jarak sangat membantu membangkitkan energi listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Ahli dari Laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan Nedo dan Mitsubishi Research Institute (MIRI) dari Jepang, telah mampu menghasilkan bahan bakar dengan bahan baku 100 persen minyak jarak (jatropha oil). Minyak jarak yang dihasilkan dari cangkang biji jarak diketahui memiliki komposisi kimia berupa lemak kasar 47,25 persen, protein kasar 24,60 persen, serat kasar 10,12 persen, kelembaban 5,5 persen, abu 4,50 persen dan karbohidrat 7.99 persen. Minyak ini pun memiliki kandungan iodin yang tinggi, yaitu 105,2 mg iodin/g. Biji jarak yang mengandung minyak kadar tinggi mudah untuk diektraksi. Sementara itu kandungan asam lemak tak jenuh yang mencapai 90 persen sangat potensial untuk dijadikan pengganti minyak sawit pada aplikasi non-pangan.

Gerakan Reboisasi Tanaman Jarak Pagar

Gerakan/program ini akan difokuskan di daerah lahan kritis yang umumnya merupakan daerah kantong–kantong kemiskinan, sehingga diharapkan akan dapat membantu program pemerintah secara multi manfaat, baik dari sisi pelestarian lingkungan dengan mengurangi lahan kritis, pengentasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja yang sekaligus diikuti dengan penyerapan tenaga kerja non terampil maupun tenaga kerja terampil, yang akan mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan. Gerakan ini, utamanya ditujukan untuk program reboisasi dan penciptaan BBM alternatif dengan harga yang lebih murah, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing industri dalam menciptakan produk dalam negeri yang mampu bersaing di pasar global.

Selain biji Jarak yang dapat menghasilkan BBM alternatif (Green Fuel); ada manfaat lain yang dapat dipetik oleh masyarakat antara lain :

I.

Keseluruhan Tanaman :

Reboisasi penhijauan lahan tandus dan kritis Penahan Erosi, Kayu Bakar, Tanaman Pagar, Pelindung Tanaman Lain (karena beracun).

II.

Daun

Pengembangan Ulat Sutera (eri silkworm), Pengobatan (pencahar, rematik, malaria, radang), Sumber Zat Anti Radang.

III.

Getah

Mengandung Protase Penyembuh Luka (curcain), Pengobatan (infeksi jamur, sengatan serangga, masalah pencernaan)

IV.

Biji

Insektisida, Makanan/Pakan Ternak (jika berasal dari varietas yang tidak beracun), Produktivitas: 5 – 25 ton/ha/tahun (setelah umur 5 tahun)

V.

Daging Buah

Bahan Bakar, Pupuk Hijau, Produksi Biogas.

VI.

Minyak Biji

Produksi Sabun, Bahan Bakar, Insektisida, Pengobatan (pencahar, kontraseptif, ascites, gout, dsb)

VII.

Bungkil Biji

Pupuk, Produksi Biogas, Pakan Ternak (dari varietas tak beracun).

VIII.

Cangkang Biji

Bahan Bakar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna dan Lambang Mathla'ul Anwar

Asal-Usul Khittah Mathla'ul Anwar dan Perubahan Maknanya

Perlunya Kawasan Industri Halal untuk UMKM