JK Wapres Negarawan


Sepak terjang JK sebagai wapres memang tak lazim dengan peran dan fungsi wapres sebelumnya. Terlihat dengan perannya, banyak hal yang membuat orang sering terkecoh, JK seperti perdana menterinya SBY bahkan banyak disebut sebagai JK Is the Real Presiden. Kebijakannya sering melampaui keputusan seorang presiden, bahkan lebih berani dari seorang presidennya. Di Muka Umum pasangan ini sering nampak beda pendapat dan beda kebijakan, tetapi apa yang dilakukan JK sering kali awalnya pahit, setelah kebijakannya jalan, banyak orang dan masyarakat mengerti akan kebijakan yang dimaksud. Berani, simple dan taktis.

Bisa kita lihat kebijakannya sering kali tidak populis, pada saat BBM harus dinaikkan karena harga BBM dunia sangat tinggi diatas proyeksi APBN yang tentunya sudah tidak layak disubsidi dan sangat membebani APBN, dengan beraninya JK mengumumkan kenaikan tersebut walaupun masyarakat banyak menolak dan mengeluh, akan tetapi kebijakan tersebut show must go on. Nama program BLT (Bantuan Langsung Tunai) jualah oleh JK diperkenalkan kepada masyarakat sebagai nama program untuk mengantisipasi akan menambahnya jumlah kemiskinan akibat dengan kenaikan BBM. Program ini banyak disukai oleh masyarakat yang terdaftar dalam data masyarakat dibawah garis kemiskinan, sekitar 40 Juta masyarakat yang mendapatkan kupon Rp 100.000/bulan yang dibayarkan per 3 bulan di outlet-outlet kantor pos diseluruh Indonesia.

Kita sekarang juga merasakan bagaimana akan kebutuhan gas sudah melebihi kebutuhan masyarakat miskin dengan minyak tanahnya. Salah satu kenaikan BBM imbasnya juga dengan naiknya harga minyak tanah yang biasa dirasakan oleh masyarakat kita, selalu antre kalau membeli, hilang dari pasaran saat dibutuhkan dan selalu jadi masalah yang tidak bisa ditangani oleh pemerintah sekalipun dengan maraknya minyak tanah dijual oleh oknum keluar pasaran diluar Indonesia karena harga subsidi yang beredar harganya seperempat harga pasaran!. Dengan beraninya JK membuat kebijakan dengan konversi minyak tanah dengan gas. Masyarakat yang terbiasa dengan minyak tanah 'dipaksa' diganti dengan minyak tanah. Sosialisasi dilakukan terus menerus oleh pemerintah tentang manfaat gas dibandingkan dengan minyak tanah kemudian para ibu rumah tangga yang terdaftar dalam masyarakat 'layak dibantu' diberikan cuma - cuma kompor dan tabung gasnya oleh pemerintah dan para pedagang diberikan masukan bahwa dengan kompor gas secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan minyak tanah, cepat, bersih dan irit. Ternyata kebijakan konversi ini sangat mengubah prilaku masyarakat kita yang bertahun - tahun selalu dengan minyak tanah dalam jangka waktu 3 bulan bisa beralih ke gas. Suatu terobosan dan kebijakan yang tidak populis, tetapi mengubah prilaku budaya yang sudah mengakar berubah dalam waktu singkat...hal lain dengan kebijakan program konversi ini, tumbuh bisnis baru yang dulu tidak pernah dilirik oleh para pengusaha dengan adanya agen agen penjualan tabung gas dan SPBBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji) yang menjamur di setiap daerah.

Kita juga menyaksikan selama ini, peperangan dan konflik di daerah tidak pernah terselesaikan oleh pemerintah. Aceh dengan GAM nya dan konflik Poso Ambon dengan antar etnisnya. Kita juga merasakan bagaimana jika hidup dengan kondisi daerah yang selalu tidak kondusif dengan perang dan konflik yang sewaktu - waktu dapat meledak. Ditangan JK lah, konflik tersebut dapat di'adem'kan. Aceh diberi kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri dengan dibuat UU khusus Aceh dengan ketentuan tidak keluar dari bingkai NKRI, sehingga konflik Aceh redam dengan ditandatanganinya perjanjian damai di Helsinki Swedia. Begitu juga dengan konflik di poso Ambon, JK telah berbuat dengan menggunakan bahasa sulawesi yang mengikatkan hati para konflik dengan kesepakatan damai poso 1 dan poso2. Tentu soal mendamaikan konflik tidak semua orang bisa seperti JK, perlu talenta khusus untuk dapat menyelesaikan semua persoalan yang menjadi akar konflik. JK ini seperti bidan yang menangani soal kelahiran seorang ibu, tahu kapan dapat menyelesaikannya....

Krisis energi listrik akan terjadi bila JK tidak sigap mengantisipasinya. Bagaimana tidak terjadi krisis energi antara kebutuhan yang terus meningkat dan suplai yang sudah stagnan dan ini sering terjadi pemadaman bergilir di berbagai daerah terutama dikota - kota besar. Di tangan JK lah keputusan berani dibuat dengan memprogramkan proyek 30.000 MW dicanangkan, dan diatrgetkan awal 2010 sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir dilakukan.

Produk lokal seringkali menjadi barang asing bagi pejabat di negeri ini. Tidak dengan JK, tanpa ada rasa gengsi, JK mau menggunakan label lokal dan memberikan nama produknya dengan "JK Collection" pada produk sepatu buatan cibaduyut, semua pembuat sepatu jadi berbondong-bondong melabelkan produk JK, dan tanpa sungkan pula JK ikut memasarkan produk sepatu dan memakainya.

Walaupun JK sudah turun tahta dari wapresnya, banyak masyarakat berharap agar JK masih seperti saat menjadi wapres, lugas, tegas, berani, spontan, enerjik dan jenaka. Dan tetap melahirkan ide - ide orisinal dalam rangka membangun negeri ini yang lebih baik. Slogannya "Lebih Cepat Lebih Baik " semestinya perlu dimaknai bahwa negeri ini perlu pemimpin yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time) untuk mengatasi segala masalah yang sudah sangat kompleks dan krodit agar keluar dengan solusi yang cepat dan mengejar segala ketertinggalan yang melekat dinegeri ini....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna dan Lambang Mathla'ul Anwar

Asal-Usul Khittah Mathla'ul Anwar dan Perubahan Maknanya

Perlunya Kawasan Industri Halal untuk UMKM